Rabu, 23 Mei 2012

kemasan dan perdagangan


Sebuah produk, khususnya produk pertanian tentunya memerlukan kemasan. Ternyata kemasan ini telah menjadi isu tersendiri yang menarik untuk dibahas. Kemasan erat kaitannya dengan lingkungan, perdagangan, dan juga kesehatan. Inti dari semua itu adalah kemasan mampu menciptakan suatu nilai tersendiri bagi produk misalkan dalam hal kesehatan atau lingkungan,  yang besar pengaruhnya terhadap perdagangan produk tersebut.
Dalam hal kesehatan, kemasan untuk pangan harusnya adalah yang food grade yaitu terbuat dari bahan yang aman bagi produk dan konsumennya. Produk yang mempunyai kemasan aman akan menarik konsumen yang peduli dan  menambah kualitas produk itu sendiri.
Dalam hal lingkungan, kemsan yang eco friendly atau ramah lingkungan kini sudah banyak beredar. Hal ini adalah sebagai tindakan go green mengingat dampak pemanasan global semakin besar. Peran teknologi tak kalah pentingnya untuk menciptakan teknologi kemasan yang bisa diurai dan aman. Adanya pasar yang peduli lingkungan akanmemberikan perhatian pada kemasan yang ramah lingkungan dan hal ini otomatis akan memajukan produk. Kini industri retail juga sudah menyediakan tas belanja yang bisa dipakai berulang-ulang.


Minggu, 13 Mei 2012

perencanaan agregat

Perencanaan agregat adalah suatu perencanaan produksi jangka mengengah terhadap sekelompok produk yang berada dalamm satu family. Perencanaan agregat diperlukan dalam perencanaan prouduksi dengan tujuan antara lain:
1.      Untuk meningkatkan beban fasilitas
2.      Menguji kecukupan kapasitas untuk memenuhi permintaan yang ada
3.      Merencanakan perubahan kapasitas untuk memenuhi fluktuasi permintaan
4.      Untuk mendapatkan solusi terbaik dengan sumber daya yang tersedia
Masukan/input dalam perencanaan agregat adalah:
1.      Ramalan permintaan dari sekelompok produk dalam perencanaan 6-18 bulan
2.      Alternatif yang tersedia dann pada tingkat apa alternatif tersebut mempengaruhi kapasitas dan biaya
3.      Status sistem yang ada mengenai jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan yang ada, dan laju produksi.
Keluaran/output dalam perencanaan agregat adalah:
1.      Sebuah rencana produksi
2.      Perkiraan biaya jika rencana produksi akan direalisasikan
Ada dua sistem yang mungkin dianut perusahaan. Pull system adalah sistem dimana tidak dilakukannya inventori oleh perusahaan. Perusahaan tidak mau menanggung biaya penyimpanan barang. Sehingga diusahakan inventori sama dengan nol. Sistem ini sering disebut dengan just in time. Sedangkan push system adalah sistem dimana dikehendakinya inventori oleh perusahaan. Adanya inventori ini diharapkan bisa mengatasi permintaan konsumen yang fluktuatif.
Strategi yang digunakan dalam perencanaan agregat yaitu level strategy dan chase strategy. Pada level strategy, masih memungkinkan dilakukannya back logging, jumlah inventori tetap, dan kapasitas produksi yang dilakukan tetap atau selalu sama. Sedangkan chase strategy adalah strategi dengan menyesuaikan permintaan dari konsumen.


forecasting


Yup.. ternyata peramalan masuk salah satu mata kuliah yang masuk kurikulum TIP.  Tapi ini bukan peramalan yang seperti dilakukan mbah dukun lo..
Peramalan yang dimaksud di sini adalah seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang akan datang. Beberapa alasan mengapa melakukan peramalan antara lain adalah:
1.       Dengan adanya tengang waktu, keputusan dapat dibuat jauh sebelum kejadian yang tidak pasti terjadi
2.       Peramalan permintaan produk, bahan baku, tenaga kerja, dan kebutuhan dana merupakan input yang paling penting untuk penjadwalan produksi maupun penentuan kebutuhan sumber daya untuk mengurangi ketidakpastian
3.       Menjadikan perencanaan produksi lebih mudah
Prinsip-prinsip peramalan:
1.       Setiap peramalan mempunyai potensi kesalahan
2.       Setiap peramalan harus menyertakan estimasi kesalahan peramalan
3.       Kesalahan aktual biasanya lebih besar dari kesalahan yang terestimasi
4.       Metode yang sederhana biasanya lebih disukai daripada metode  yang kompleks
5.       Kombinasi 2 metode dapat meningkatkan manfaat peramalan
6.       Peramalan jangka panjang biasanya kurang kaurat dibandingkan peramalan jangka pendek
7.       Faktor bias secara psikologis dapat memperburuk peramalan
Langkah-langkah peramalan:
1.       Tentukan tujuan peramalan
2.       Tentukan jangka waktu peramalan
3.       Pengumpulan dan analisis data
4.       Pemilihan teknik peramalan
5.       Peramalan
6.       Pengukuran kesalahan peramalan
7.       Verifikasi peramalan

Rabu, 09 Mei 2012

ISU PEKERJA ANAK DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Anda tidak fair! Anda berulangkali mengatakan, pekerja anak harus dihapuskan. Anak tidak boleh bekerja, mereka harus dilindungi dan seluruh haknya harus diakui sesuai apa yang tercantum dalam CRC (convention of the rights of the child). Tapi hak anak juga termasuk hak untuk bekerja. Kalau anda tadi menyebut bahwa kemiskinan merupakan salah satu sebab utama mengapa anak memasuki pasar kerja, bagi kami, bekerja merupakan tanggung jawab untuk membantu keluarga.
(Seorang anak, wakil dari Children’s Press, menanggapi pendapat Marjue Newman-William, pada pertemuan Pers di Oslo, Norwegia, 27 Oktober 1997).

Tidak sedikit anak yang merelakan dirinya bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarganya. Secara umum, pekerja anak adalah anak-anak yang melakukan pekerjaan secara rutin untuk orang tuanya, untuk orang lain atau untuk dirinya sendiri yang membutuhkan sejumlah besar waktu, dengan menerima imbalan atau tidak. ILO memberi batasan pekerja anak yaitu pekerja yang berumur di bawah 18 tahun. Penyebab utama kenapa anak-anak di bawah umur bekerja adalah karena kemiskinan, biaya pendidikan, dan adanya penetrasi kapitalisme global. Jumlah pekerja anak di dunia kini mencapai 215 juta.
Isu tentang pekerja anak merupakan hal yang sangat sensitif dalam perdagangan internasional. Perlu diketahui, negara-negara maju yang telah lama mengalami industrialisasi dan mencapai kesejahteraan sosial dan ekonomi yang tinggi, hingga sekarang belum sepenuhnya terbebas dari masalah pekerja anak. Dalam situasi perdagangan internasional yang sangat kompetitif, anak dipandang sebagai suatu jalan keluar untuk menekan ongkos produksi. Pengurangan ongkos melalui sistem borongan atau melibatkan anak yang digaji rendah dan tanpa jaminan sosial dalam proses produksi, merupakan cara yang lebih mudah dalam memenangkan persaingan.

            Saat ini terdapat tekanan global bagi negara-negara miskin untuk membebaskan anak dari pekerjaan. Tekanan keras misalnya ditunjukkan dengan adanya lobi kuat dari Pemerintah AS, ICFTU, Masyarakat Eropa, NAFTA, dan GATT untuk memboikot produk-produk dunia ketiga yang pembuatannya menggunakan tenaga kerja anak. Peneliti Pekerja Anak, White menyebut ulah negara-negara maju tersebut sebagai suatu hipokrisi. Dengan cara ini beberapa negara terkaya di dunia akan berusaha memaksa negara-negara miskin untuk memperketat larangan terhadap pekerja anak, sedangkan negara-negara kaya itu tidak pernah berhasil melaksanakan peraturan-peraturan pekerja anak yang berlaku di negara mereka sendiri.
Gagasan membebaskan anak dari pekerjaan didasarkan pada asumsi bahwa pekerja anak rentan mengalami eksploitasi, marginalisasi, kekerasan, dan terancam mengalami gangguan fisik dan mental. Secara garis besar ada 3 pendekatan dalam penanganan masalah pekerja anak, yaitu pendekatan aborsionis, pendekatan proteksionis, dan pendekatan pemberdayaan. ILO telah mencanangkan konsep eliminasi pekerja anak. Namun menyadari adanya kesulitan untuk menghapuskan pekerja anak dalam jangka dekat, konsep eliminasi tersebut hanya ditempatkan sebagai tujuan akhir. Pada jangka pendek mereka fokus pada penghapusan bentuk-bentuk terburuk pekerja anak sebagai tujuan antara.
Anak adalah generasi penerus yang seharusnya mengalami peningkatan kualitas demi perbaikan masa depan. Penghapusan masalah pekerja anak tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Kita harus melihat berbagai faktor yang mempengaruhi. Kita harus berpegang pada kebijaksanaan menempatkan langkah yang terbaik bagi anak. Kita tidak dapat melarang anak-anak yang bekerja segera meninggalkan pekerjaannya sepanjang kita belum dapat menggantikan manfaat yang mereka peroleh dengan bekerja. Upaya yang bisa dilakukan adalah melindungi mereka dengan proses rehabilitasi untuk menghilangkan dampak-dampak negatif dari akibat bekerja dan memberikan kesempatan untuk mengejar ketinggalan dalam pendidikan.